PENGEMBANGAN
PORTOFOLIO UNTUK PENILAIAN
A. Latar
Belakang pengembangan Portofolio
v Tercantum
pada Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Standar Nasional
Pendidikan terdapat pada Pasal 22 ayat 1
yang menyatakan bahwa “Penilaian hasil Pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang
harus dikuasai.
v Permendiknas No.41 Tahun
2007 pada Standar Proses yaitu Lampiran IV tentang penilaian hasil pembelajaran menyatakan bahwa
penilaian dilakukan secara Konsisten , sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes
dan non tes yang salah satunya adalah portofolio.
B. Tujuan
pengembangan Portofolio
Memberikan
acuan bagi guru dalam mengembangkan portofolio untuk penilaian sebagai salah
satu alternatif penilaian pembelajaran atau penilaian pencapaian kompetensi
siswa.
C. Unsur-unsur
yang terlibat pengembangan Portofolio
a.
Kepala
Sekolah
b.
Tim
Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah,
c.
Guru/Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP)
D. Pengertian
dan Konsep Portofolio
· Model Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio
Based Assesment ) adalah Suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan
peserta didik yang bersumber dari catatan dokumentasi pengalaman belajarnya
· Portofolio adalah
kumpulan
hasil karya seorang peserta didik,
sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang
ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru, sebagai
bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang
ditentukan oleh kurikulum .
E. Jenis
Karya Siswa
a. Hasil proyek, penyelidikan
atau praktik siswa
b. Gambar atau laporan hasil
pengamatan siswa
c. Analisis situasi yang
berkaitan atau relevan dengan mata
pelajaran yang bersangkutan
d. Deskripsi dan diagram
pemecahan suatu masalah
e. Laporan hasil penyelidikan
f. Penyelesaian soal – soal
terbuka
g. Hasil tugas pekerjaan rumah
yang khas
h. Laporan kerja kelompok
i.
Hasil Kerja siswa ,dll
F. Langkah-langkah Penggunaan Portofolio
a.
Menentukan maksud atau fokus portofolio
b.
Menentukan aspek isi yang dinilai
c.
Menentukan bentuk, susunan atau organisasi portofolio
d.
Menentukan penggunaan portofolio
e.
Menentukan cara menilai portofolio
f.
Menentukan bentuk atau penggunaan rubrik
G. Bentuk Porto Folio
1. Portofolio Proses ( Proses
Oriented )
Yaitu Portofolio yang menekankan pada tinjauan
bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke
waktu
2. Portofolio Produk (Product
Oriented )
Yaitu Portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil
terbaik yang telah dilakukan peserta didik , tanpa memperhatikan bagaimana
proses untuk mencapai hasil itu terjadi.
Contoh : Lampiran 2 & 3 Juknis
Pengembangan Portofolio untuk Penilaian.
H. Persiapan yang diperlukan oleh guru sebelum
Portofolio
a.
Menentukan maksud
portofolio
b.
Menyesuaikan tugas dengan kurikulum
c.
Menentukan Indikasi
d.
Menentukan format portofolio
e.
Pembatasan Kuantitas
f.
Menentukan rubrik
I. Alur Pengembangan Portofolio untuk Penilaian
J. Contoh
Pedoman Penskoran
Bukti
terjadinya proses berpikir.
•
Apakah
siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam
setiap satuan itu?
•
Apakah
siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah, menganalisis, mencari pola,
dsb?
•
Apakah
siswa telah menggunakan materi konkret atau gambar untuk menafsirkan dan
memecahkan masalah, atau untuk memperoleh hasil penyelidikannya?
•
Apakah
siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan masalah atau
penyelidikannya?
[Besarnya
skor sama dengan banyaknya indikator yang dipenuhi. Jadi, skor yang mungkin: 0,
1, 2, 3, 4]
ASSESMENT KINERJA
1.
PENGERTIAN
ASSESMENT KINERJA
A.
Pengertian
menurut para ahli
a.
Setyono
Assesment Kinerja
adalah penilaian
berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang
terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi
siswa. Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui
penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan
atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan
pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa.
b.
Majid
(2006:88)
Assessment kinerja merupakan penilaian dengan berbagai
macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan
pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di
dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment
adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemostrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
kriteria-kriteria yang diinginkan.
Berdasarkan kedua pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment kinerja adalah suatu bentuk
penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah
diperoleh oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu
proses, kegiatan, atau unjuk kerja
2. Kriteria Penilaian Kinerja
Penilaian
kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan (task).
Dalam menilai kinerja siswa tersebut, perlu disusun kriteria. Kriteria
yang menyeluruh disebut rubric. Dengan demikian wujud asesmen kinerja yang
utama adalah task (tugas) dan rubrics (kriteria penilaian).
Tugas-tugas kinerja digunakan untuk memperlihatkan kemampuan siswa dalam
melakukan suatu keterampilan tentang sesuatu dalam bentuk nyata. Selanjutnya
rubrik digunakan untuk memberikan keterangan tentang hasil yang diperoleh siswa
(Zainul, 2001:9-11)
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja antara lain:
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja antara lain:
a.
generalizability atau keumuman,
b.
authenticity atau keaslian/nyata muliple
focus (lebih dari satu fokus)
c.
fairness (keadilan),
d.
teachability (bisa tidaknya diajarkan),
e.
feasibility (kepraktisan), Scorability
atau bisa tidaknya tugas tersebut diberi skor ( Popham, 1995:147).
3. Langkah-langkah Membuat Performance Assessment
Adapun
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat performance assessment
adalah:
1) identifikasi semua langkah penting atau
aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir;
2)
menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
3)
mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua
dapat diamati; 4) mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati
5)
bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan
(Hutabarat, 2004: 17).
4. Validitas dan Reliabilitas dari Performance Assessment
Validitas
adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada informasi yang diperoleh dari
suatu penilaian yang mengijinkan guru untuk mengkoreksi suatu keputusan tentang
belajar siswa. Salah satu faktor yang dapat mengurangi validitas dari performance
assessment adalah bias. Bias adalah kesalahan guru dalam menginterpretasikan
kinerja siswa karena dalam satu kelompok siswa dipertimbangkan dalam kriteria
yang berbeda atau dinilai pada karakteristik yang berbeda. Jika instrumen
penilaian yang memberikan informasi tidak relevan dalam mengambil keputusan
maka instrument tersebut tidak valid.
Dalam penilaian performance assessment, seorang guru harus memilih dan menggunakan prosedur yang adil pada seluruh siswa tapa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis kelamin. Selain itu faktor lain yang dapat menimbulkan kesalahan dalam validitas performance assessment adalah kegagalan guru dalam memasukkan atau memberikan penilaian kinerja siswa.
Reliabilitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada kestabilan dan kekonsistenan penskoran, secara logika untuk mendapatkan informasi tentang reliabilitas kinerja siswa adalah mengadakan observasi kinerja sesering mungkin. Jika kriteria kinerja tidak jelas, maka guru harus mengerti dari suatu kriteria sehingga tidak timbul kasalahan dan subjektivitas. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakkonsistenan pada penskoran adalah menentukan tujuan performance assessment dan kriteria-kriteria penilaian dengan jelas pula.
Berdasarkan uraian di atas untuk menentukan validitas dan reliabilitas dalam performance assessment ada beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu
Dalam penilaian performance assessment, seorang guru harus memilih dan menggunakan prosedur yang adil pada seluruh siswa tapa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis kelamin. Selain itu faktor lain yang dapat menimbulkan kesalahan dalam validitas performance assessment adalah kegagalan guru dalam memasukkan atau memberikan penilaian kinerja siswa.
Reliabilitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada kestabilan dan kekonsistenan penskoran, secara logika untuk mendapatkan informasi tentang reliabilitas kinerja siswa adalah mengadakan observasi kinerja sesering mungkin. Jika kriteria kinerja tidak jelas, maka guru harus mengerti dari suatu kriteria sehingga tidak timbul kasalahan dan subjektivitas. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakkonsistenan pada penskoran adalah menentukan tujuan performance assessment dan kriteria-kriteria penilaian dengan jelas pula.
Berdasarkan uraian di atas untuk menentukan validitas dan reliabilitas dalam performance assessment ada beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu
1)
menentukan tujuan penilaian yang jelas sebelum memulai
2)mengajar siswa dengan kinerja yang
diinginkan
3)
memberitahukan kepada siswa tentang kriteria-kriteria kinerja yang akan
dipertimbangkan (Airasian, 1991:299-301)
Manfaat dan Kelebihan Asesmen
Kinerja
Asesmen kinerja memberikan
kesempatan kepada siswa dalam berbagai tugas untuk memperlihatkan kemampuan
keterampilan yang berkaitan dengan tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan.
Artinya, asesmen kinerja mengarah pada kemampuan baik psikomotor, afektif,
maupun kognitif. Dengan demikian melalui asesmen kinerja guru dapat menilai
siswa tidak hanya dari segi kognitif saja yang membuat penilaian seringkali
tidak adil.
Manfaat asesmen kinerja menurut
Airasian (1994) yaitu mengindikasikan bagaimana siswa menggunakan informasi
untuk memperlihatkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dan
menghasilkan sesuatu dalam situasi dengan menggambarkan kehidupan sebenarnya.
Manfaat lainnya adalah bahwa satu kali asesmen kinerja dikembangkan, maka
instrumen tersebut dapat digunakan terus menerus.
Sementara itu, keunggulan asesmen
kinerja sebagaimana diungkapkan Stiggins (1994) bahwa penggunaan asesmen
kinerja di dalam kelas membuat guru lebih percaya diri dan menyukai kualitas
asesmen kinerja. Reichel (1994) mengemukakan bahwa asesmen kinerja berguna bagi
guru untuk memandang asesmen sebagai bagian dari proses belajar mengajar, bukan
sekedar nilai akhir, membangun atau membentuk kriteria-kriteria untuk
memastikan evaluasi yang dibuat tidak menjadi bias, menemukan berbagai
keterampilan dan kualitas yang diharapkan dapat membentuk karakter siswa, lebih
menitikberatkan pada kunci konseptual dan keterampilan pemecahan masalah
daripada mengungkapkan fakta-fakta ingatan siswa dan melibatkan siswa dalam
evaluasi kerja mereka.
Stiggins (1994) mengungkapkan bahwa
ada beberapa alasan mengapa asesmen kinerja perlu dilakukan yaitu sebagai
berikut.
- Memberi peluang yang lebih banyak kepada guru untuk mengenali siswa secara lebih utuh sebab pada kenyataannya tidak semua siswa yang kurang berhasil dalam tes objektif atau esai secara otomatis bisa dikatakan tidak terampil atau tidak kreatif. Dengan demikian penilaian kinerja siswa melengkapi cara penilaian lainnya.
- Dapat melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses pembelajaran berakhir. Asesmen kinerja membantu guru memudahkan mengamati dan menilai siswa dalam belajar sesuatu, dengan demikian akan diperoleh informasi mengenai bagaimana siswa berintegrasi dengan lingkungan selama proses pembelajaran.
- Adanya kemampuan siswa yang sulit diketahui atau dideteksi hanya dengan melihat hasil akhir pekerjaan mereka, atau hanya melalui tes tertulis yaitu segi keterampilan dan kreativitas.
Terdapat beberapa target yang akan
dicapai melalui asesmen kinerja yaitu: (1) knowledge atau pengetahuan
(2) reasoning yang berarti penalaran atau aplikasi pengetahuan dalam
konteks pemecahan masalah (3) skill yaitu kecakapan siswa dalam
bertanya, keterampilan berkomunikasi, karya, visual, dll (4) product
yaitu kemampuan berbagai macam kreasi karya siswa (5) affect yaitu
menggambarkan tentang tingkah laku, minat, nilai, motivasi dan konsep diri
(Hidayat dan Maryani, 1958).
Asesmen kinerja memiliki cakupan
aspek yang luas, berbagai aspek kegiatan yang dilakukan dapat dinilai dengan
menggunakan asesmen kinerja. Namun, penilaian yang baik akan selalu mengikuti
suatu proses atau langkah yang teratur demikian juga dengan asesmen kinerja.
Menurut Stiggins (1994) penilaian yang baik akan mengikuti hal-hal sebagai
berikut.
- Berawal dari sasaran pencapaian yang tepat.
- Mempunyai tujuan yang jelas.
- Bergantung pada metode penilaian yang layak.
- Penyampelan penampilan yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar